- Harga Emas tetap defensif pada level teknis utama, tertekan di sekitar level terendah beberapa hari belakangan ini.
- XAU/USD gagal untuk mendukung pergerakan Dolar AS yang sebelumnya lesu, penghindaran risiko di tengah masalah ekonomi Tiongkok.
- Greenback berusaha keras untuk mendukung Penjualan Ritel Amerika Serikat yang optimis, pembicaraan The Fed yang hawkish menjelang Risalah Rapat Kebijakan Moneter Federal Reserve.
- Risalah Rapat The Fed yang hawkish diperlukan untuk menembus support $1.890 dan menyambut para penjual Emas dengan tangan terbuka.
Harga Emas (XAU/USD) masih tertekan di $1.901 di tengah jam-jam awal sesi Asia hari Rabu karena membalikkan kenaikan korektif pada hari Selasa dari level terendah dalam tujuh minggu di tengah sentimen yang berhati-hati. Meskipun demikian, penghindaran risiko yang dipicu oleh Tiongkok bergabung dengan data Amerika Serikat yang optimis dan pembicaraan Federal Reserve (The Fed) yang hawkish, serta kekhawatiran akan penurunan peringkat kredit perusahaan-perusahaan besar AS, membebani sentimen dan XAU/USD pada hari sebelumnya. Meskipun demikian, emas batangan ini awalnya pulih pada Selasa pagi di tengah konsolidasi pasar menjelang notulen rapat kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hari ini.
Harga Emas tetap Bearish karena Data Amerika Serikat yang Lebih Kuat, Kekhawatiran Tiongkok
Harga Emas tetap berada di posisi bearish meskipun hari sebelumnya sempat memantul karena sentimen negatif pasar, terutama yang didukung oleh Tiongkok, bergabung dengan data Penjualan Ritel Amerika Serikat yang lebih kuat dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (The Fed).
Pada hari Selasa, data Tiongkok yang suram dan penurunan suku bunga yang mengejutkan dari People’s Bank of China (PBoC) memperbaharui kekhawatiran terhadap ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini dan membebani Harga Emas. People’s Bank of China (PBOC), mengejutkan pasar dengan menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) satu tahun menjadi 2,50% dari 2,65% sebelumnya dan suku bunga Standing Lending Facility (SLF), serta memotong Reverse Repo Rate menjadi 1,8% dari 1,9% sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada Penjualan Ritel bulan Juli di Tiongkok yang naik 2,5% YoY vs 4,8% yang diperkirakan dan 3,1% sebelumnya, serta Produksi Industri yang berada di 3,7% YoY vs 4,5% yang diprakirakan dan 4,4% sebelumnya, yang menandakan kekhawatiran di Negara Naga tersebut dan memicu DXY.
Di sisi lain, Penjualan Ritel AS tumbuh 0,7% MoM di bulan Juli versus 0,4% yang diprakirakan dan 0,3% yang dilaporkan di bulan Juni (direvisi dari 0,2%). Perinciannya menunjukkan bahwa Penjualan Ritel Inti, yaitu Penjualan Ritel non Otomotif, tumbuh 1,0% versus 0,4% prakiraan pasar sedangkan Kelompok Kontrol Penjualan Ritel naik dua kali lipat dari 0,5% pembacaan sebelumnya (direvisi dari 0,6%) menjadi 1,0% untuk bulan tersebut. Lebih lanjut, Indeks Manufaktur NY Empire State AS merosot ke -19,0 dari 1,1 sebelumnya dan -1,0 prakiraan pasar sementara Indeks Harga Ekspor dan Indeks Harga Impor AS membaik secara bulanan di bulan Juli tetapi turun tipis secara tahunan untuk bulan tersebut.
Pada hari Rabu malam, Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengesampingkan pembicaraan mengenai perubahan kebijakan dengan mengutip inflasi yang tinggi dan ketidakpastian mengenai kemajuan The Fed dalam menjinakkan inflasi. Pengambil kebijakan ini juga mengatakan bahwa ia belum siap untuk mengatakan bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga, demikian dikutip dari Reuters.
Selain itu, Analis di lembaga pemeringkat global Fitch Ratings mengatakan kepada CNBC pada hari Selasa bahwa lembaga tersebut dapat menurunkan peringkat beberapa pemberi pinjaman besar, termasuk JPMorgan, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, yang pada gilirannya mendukung penghindaran risiko dan mendukung para penjual Emas.
Dengan ini, Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan kembali momentum kenaikan, meskipun sempat menembus resistance kunci di sekitar 103,30 akhir-akhir ini, sementara Wall Street ditutup dalam zona merah dan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun memperbarui level tertinggi tahunan. Perlu dicatat bahwa Kontrak Berjangka S&P500 tetap tidak bergairah pada saat berita ini ditulis.
Risalah Rapat The Fed dapat Meyakinkan Pembeli XAU/USD untuk Mengkonfirmasi Poros Kebijakan
Ke depan, Harga Emas bersiap untuk penurunan lebih lanjut karena harga menembus support teknis kunci jangka pendek. Namun, penurunan XAU/USD membutuhkan validasi dari data Tiongkok dan Risalah rapat kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), serta imbal hasil obligasi. Jika kekhawatiran terhadap Tiongkok tetap ada dan imbal hasil tetap lebih kuat, didukung oleh pernyataan hawkish dari Risalah Rapat The Fed, Harga Emas dapat turun ke zona di bawah $1.900.
Analisis Teknis Harga Emas
Harga Emas terlihat rapuh karena mengapung di dekat zona support horisontal berusia tujuh bulan di sekitar $1.890 dan level MA 200 di sekitar $1.905.
Yang juga menantang para penjual XAU/USD adalah garis Relative Strength Index (RSI), yang berada di 14, yang berada di bawah level 50,0 dan menunjukkan penurunan.
Namun, sinyal Moving Average Convergence and Divergence (MACD) yang bearish karena logam ini tetap berada di bawah pertemuan resistance $1.940, yang terdiri dari garis support sebelumnya yang direntangkan dari November 2022 dan MA-50, yang pada gilirannya mendorong para penjual XAU/USD.
Oleh karena itu, pemantulan korektif kuotasi tampak menguntungkan tetapi memiliki ruang kenaikan yang terbatas, kecuali jika menembus rintangan $1.940.
Setelah itu, garis resistance melandai dari awal Mei, baru-baru ini di sekitar $1.960, akan bertindak sebagai pertahanan terakhir dari para penjual XAU/USD.
Sebaliknya, penembusan ke bawah pada support $1.890 akan membuat Harga Emas berisiko merosot ke arah swing high awal Maret di sekitar $1.858.