Indeks Dolar AS (DXY) bergerak datar di sekitar level 99,25 pada sesi Asia awal Selasa. Kestabilan ini terjadi karena Pasar berharap adanya kompromi dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump yang melunak terhadap Tarif impor China turut meredakan ketegangan dan memberikan sedikit dukungan bagi Dolar.
Sebelumnya, Trump sempat mengancam akan memberlakukan Tarif 100% terhadap produk Tiongkok mulai 1 November. Namun pada akhir pekan, ia menenangkan Pasar dengan mengatakan bahwa hubungan dengan Beijing “akan baik-baik saja”. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mengonfirmasi bahwa Trump berencana bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping di Korea Selatan akhir Oktober, memicu harapan akan meredanya konflik dagang kedua negara.
Meski begitu, komentar bernada dovish dari pejabat Federal Reserve berpotensi menahan Penguatan Dolar. Pejabat The Fed Anna Paulson menyebutkan kemungkinan pemangkasan suku bunga tambahan guna mendukung Pasar tenaga kerja, mengingat Tarif perdagangan tampaknya tidak lagi menekan inflasi seperti sebelumnya. Pasar kini memperkirakan The Fed hampir pasti memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober, dan satu kali lagi pada Desember.
Di sisi lain, penutupan pemerintahan AS yang memasuki minggu ketiga tanpa kepastian juga membebani sentimen Pasar. Jika kebuntuan ini berlanjut, investor khawatir dampaknya terhadap ekonomi AS akan semakin besar. Situasi ini bisa menekan Indeks Dolar lebih jauh, meski sementara ini Dolar masih mampu bertahan di atas level psikologis 99,00.(asd)
Source: newsmaker.id
