Harga Emas kembali menguat di sesi Asia pada Selasa pagi, didorong oleh prospek fundamental yang positif. Logam mulia ini naik 0,5% menjadi $4.131,72 per ons, setelah sempat mencetak rekor intraday di $4.132,04 per ons. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi global.
Tim riset BofA Global Research memperkirakan harga Emas masih berpotensi melanjutkan reli hingga tahun 2026. Dalam laporannya, mereka memproyeksikan harga Emas bisa mencapai $5.000 per ons, sementara Perak berpeluang naik hingga $65 per ons. Laporan tersebut menilai kondisi kebijakan ekonomi AS yang tidak konvensional akan terus menjadi faktor pendukung utama.
Menurut analis, faktor pendorong utama Penguatan Emas antara lain defisit fiskal yang melebar, peningkatan utang Pemerintah, serta ekspektasi penurunan suku bunga. Ketiga faktor ini memperlemah Dolar AS dan meningkatkan daya tarik Emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Dengan rekor baru ini, tren kenaikan Emas diperkirakan masih akan berlanjut dalam jangka menengah. Para pelaku Pasar kini menanti sinyal lebih lanjut dari The Fed dan kebijakan fiskal AS yang akan menentukan arah harga Emas ke depan.
5 Poin Inti:
Emas naik 0,5% ke $4.131,72 per ons, rekor tertinggi baru.
– BofA memproyeksikan harga Emas bisa tembus $5.000 per ons pada 2026.
– Kebijakan ekonomi AS yang tidak konvensional mendukung reli Emas.
– Faktor pendorong: defisit fiskal, utang meningkat, dan potensi pemangkasan suku bunga.
– Prospek jangka menengah tetap positif di tengah ketidakpastian global.(asd)
Source: newsmaker.id