Pasar keuangan global mengalami pekan yang penuh gejolak setelah laporan pekerjaan Non-Farm Payrolls (NFP) AS untuk bulan Agustus gagal memberikan sinyal yang jelas bagi investor. Indeks S&P 500 mengalami penurunan lebih dari 4%, sedangkan Nasdaq Composite anjlok hampir 6%, menandai penurunan mingguan terburuk sejak krisis perbankan regional pada tahun 2023. Saham Nvidia bahkan turun lebih dari 12%, yang memperparah penurunan di sektor teknologi. Emas spot (XAU/USD) juga mengalami volatilitas lebih tinggi dengan naik-turun level $2.500 beberapa saat setelah rilis NFP. Bitcoin juga sempat naik ke $57.000 sebelum akhirnya turun lagi ke $54.000.

Kini, perhatian kembali beralih ke data inflasi atau CPI yang akan rilis pada hari Rabu (11/9) waktu setempat, yang dipandang sebagai penentu utama langkah Federal Reserve dalam memutuskan seberapa besar pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan pada pertemuan tanggal 17-18 September ini. Inflasi, yang merupakan salah satu indikator utama kebijakan moneter, diharapkan menunjukkan pertumbuhan 2,6% secara tahunan untuk Indeks Harga Konsumen (CPI) utama, lebih rendah dari angka 2,9% pada bulan Juli. Namun, jika data inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan, para pengamat pasar memperkirakan Federal Reserve mungkin hanya akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, alih-alih 50 basis poin.

Ketidakpastian Pasar Pasca Laporan NFP

Laporan NFP Agustus mencatat penambahan 142.000 pekerjaan, lebih rendah dari yang diharapkan. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,2% dari 4,3% pada bulan sebelumnya. Data ini tidak memberikan kejelasan apakah The Fed akan melakukan pemangkasan 25 atau 50 basis poin. Para pejabat Fed seperti Christopher Waller dan John Williams menyatakan dukungan mereka terhadap pemangkasan suku bunga, dengan Waller bahkan membuka kemungkinan pemangkasan yang lebih besar jika diperlukan.n.

Goldman Sachs memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin masih menjadi skenario yang paling mungkin pada September ini, tetapi memperingatkan bahwa Fed dapat mengambil langkah lebih agresif pada pertemuan berikutnya jika pasar tenaga kerja terus melemah. Namun, para 70% pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan 50bps, menurut Fed Rate Monitor dari Investing.com.

Fed Rate Monitor, Investing.com

Investor Terbagi dalam Memperkirakan Skala Pemangkasan

Pasar obligasi AS juga terbelah mengenai seberapa besar The Fed akan memotong suku bunga. Obligasi dua tahun, yang paling sensitif terhadap perubahan kebijakan Fed, menunjukkan penurunan yield sebesar 11 basis poin menjadi 3,63%. Sementara beberapa pelaku pasar memperkirakan pemangkasan 25 basis poin, ada yang berpendapat bahwa pemangkasan 50 basis poin masih mungkin terjadi, terutama jika data inflasi minggu ini lebih rendah dari yang diperkirakan.

“Sulit untuk memprediksi seberapa besar Fed akan memotong suku bunga di setiap pertemuan, tetapi arah kebijakan sudah jelas,” kata Gene Tannuzzo, Kepala Pendapatan Tetap Global di Columbia Threadneedle. Pasar terus memantau apakah inflasi bergerak kembali ke target 2%, dan jika data inflasi lebih lemah, pemangkasan yang lebih besar mungkin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Kekhawatiran Akan Resesi dan Volatilitas Pasar

Dengan adanya data pasar tenaga kerja yang lemah, kekhawatiran akan resesi kembali mengemuka di Wall Street. Penurunan ini menambah kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi selama berbulan-bulan telah mulai membebani ekonomi. Meski demikian, sebagian investor masih berharap bahwa The Fed bisa mencapai soft landing, yakni menurunkan inflasi tanpa merusak pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Sementara itu, ketidakpastian di pasar terlihat jelas, dengan S&P 500 turun hampir 1,7% pada hari Jumat dan mencatat penurunan mingguan terburuk sejak Maret 2023. Indeks volatilitas pasar (Cboe VIX) mencapai level tertingginya dalam sebulan terakhir, menandakan kekhawatiran investor akan fluktuasi lebih lanjut di pasar keuangan. Di saat yang sama, perhatian pasar juga terfokus pada pemilu presiden AS yang semakin dekat, yang dapat memperburuk volatilitas pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Sebagai kesimpulan, minggu ini data inflasi akan menjadi kunci utama bagi investor dan The Fed dalam menentukan langkah kebijakan berikutnya. Jika data menunjukkan inflasi yang lebih rendah, ini dapat mendorong pemangkasan yang lebih agresif, sementara data inflasi yang lebih tinggi mungkin membuat The Fed memilih pendekatan yang lebih hati-hati dengan hanya memangkas 25 basis poin.

Saham apa yang layak dibeli untuk trade Anda berikutnya?

Dengan valuasi yang meroket di 2024, banyak investor yang ragu untuk menanamkan lebih banyak dana di saham. Bingung tujuan investasi berikutnya? Dapatkan akses ke portofolio kami yang teruji dan ketahui peluang dengan potensi tinggi.

Pada tahun 2024 saja, AI ProPicks telah mengidentifikasi 2 saham yang melonjak lebih dari 150%, 4 saham lainnya yang meningkat lebih dari 30%, dan 3 saham yang naik lebih dari 25%. Rekam jejak ini sangat mengesankan.

Dengan portofolio yang dirancang untuk saham Dow, saham S&P, Saham Teknologi, dan saham Mid Cap, Anda dapat mempertimbangkan berbagai strategi untuk membangun kekayaan.