Emas diperdagangkan lebih rendah pada awal hari Senin (13/5) bahkan ketika dolar dan imbal hasil merosot, karena harga logam berfluktuasi di tengah koreksi setelah mencapai rekor tertinggi bulan lalu.
Emas untuk pengiriman Juni terakhir terlihat turun US$20,90 menjadi US$2.354,10 per ons.
Penurunan ini terjadi bahkan ketika dolar dan imbal hasil treasury melemah menjelang data inflasi AS yang dirilis minggu ini. Amerika Serikat akan merilis indeks harga produsen bulan April pada hari Selasa, dengan tingkat inti diperkirakan naik 0,2% dari bulan Maret, menurut Marketwatch. Indeks harga konsumen bulan Maret dirilis sehari kemudian, dengan tingkat suku bunga inti diperkirakan turun menjadi 3,6% secara tahunan dari 3,8% pada bulan Maret, masih jauh di atas target Federal Reserve sebesar 2%.
Emas naik ke rekor US$2,413.80 per ons pada tanggal 19 April namun sebagian besar telah bergerak lebih rendah sejak saat itu meskipun terjadi kekerasan di Timur Tengah karena harapan penurunan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve meredup.
“Data inflasi minggu ini tidak dapat disangkal akan berfungsi sebagai petunjuk bagi kemungkinan tindakan The Fed, namun sentimen saat ini sama sekali tidak optimis. Singkatnya, penurunan biaya pinjaman lebih mungkin terjadi di Inggris dan Eropa menjelang krisis moneter. AS, kata PVM Oil Associates.
Dolar melemah meskipun prospek penurunan suku bunga Federal Reserve meredup. Indeks dolar ICE terakhir terlihat turun 0,18 poin menjadi 105,12.
Imbal hasil Treasury juga melemah, menjadi bullish bagi emas karena tidak menawarkan bunga. Surat utang AS bertenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,84%, turun 3,2 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 2,9 basis poin menjadi 4,473%.(mrv)
Sumber : MT Newswires