Emas tidak bergerak di atas $2.300 per ounce pada hari Kamis (9/5) karena investor menunggu petunjuk baru mengenai jalur suku bunga Federal Reserve.
Harga emas batangan bertahan dalam kisaran sempit selama beberapa minggu terakhir karena para pedagang mempertimbangkan prospek kebijakan moneter AS dan ketegangan di Timur Tengah. Meskipun logam mulia ini telah turun dari rekor tertingginya pada pertengahan April, namun masih naik sekitar 12% pada tahun ini.
Data inflasi yang akan dirilis minggu depan akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai perekonomian AS setelah angka nonfarm payroll yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah. Presiden Fed Bank of Boston Susan Collins memberi isyarat pada hari Rabu bahwa suku bunga kemungkinan perlu dipertahankan pada level tertinggi dalam dua dekade lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk mengurangi tekanan harga.
Investor juga memantau perkembangan di Timur Tengah, dan eskalasi lebih lanjut berpotensi memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven. Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan menghentikan pengiriman senjata ofensif tambahan ke Israel jika negara tersebut melancarkan invasi darat ke kota Rafah di Gaza.
Meskipun harga emas meningkat tahun ini, kepemilikan dana global yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded fund) yang dilacak oleh Bloomberg telah turun ke level terendah sejak tahun 2019. Bulan lalu, menurut World Gold Council, aliran masuk ETF yang terdaftar di Asia dan Amerika Utara diimbangi oleh arus keluar di Eropa. .
Harga emas di pasar spot sedikit berubah pada $2,308.01 per ounce pada pukul 10:58 pagi waktu London. Indeks Bloomberg Dollar Spot naik tipis. Perak dan platinum naik, sedangkan paladium turun. (Arl)
Sumber : Bloomberg