Harga emas naik tajam pada hari Selasa (21/11), yang mengikuti melemahnya dolar serta imbal hasil Treasury karena pasar memperkirakan tidak ada lagi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve, dengan risalah pertemuan bank sentral baru-baru ini yang akan dirilis hari ini.
Di antara logam-logam industri, harga tembaga mengalami kenaikan yang kuat di tengah membaiknya sentimen terhadap importir utama Tiongkok, sementara gangguan pada tambang-tambang besar di Peru dan Panama juga menunjukkan berkurangnya pasokan.
Emas telah mengalami penurunan dalam beberapa sesi terakhir, dengan harga sekali lagi diperdagangkan tepat di bawah level $2,000 per ons karena prospek jeda dalam siklus kenaikan suku bunga The Fed menunjukkan berkurangnya tekanan pada logam kuning.
Emas di pasar spot naik 0,7% menjadi $1,992.17 per ons, sementara emas berjangka yang berakhir pada bulan Desember naik 0,7% menjadi $1,994.00 per ounce pada pukul 00:06 waktu timur AS (05:06 GMT).
Sementara harga tembaga menyentuh level tertinggi dalam dua bulan pada hari ini, yang melanjutkan kenaikan baru-baru ini karena optimisme atas langkah-langkah stimulus yang lebih banyak disertai dengan meningkatnya kekhawatiran akan gangguan pasokan di Peru dan Panama.
Tembaga berjangka naik 0,2% menjadi $3,8157 per pon.
Laporan media Tiongkok mengatakan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan beberapa dukungan kebijakan untuk sektor properti yang terkepung di negara tersebut, yang merupakan pendorong utama permintaan tembaga di negara tersebut.(yds)
Sumber: Investing.com