Harga emas turun di perdagangan Asia pada hari Senin (6/11), karena adanya keringanan atas potensi jeda kenaikan suku bunga Federal Reserve sebagian besar diimbangi oleh para pedagang yang menjual logam kuning tersebut demi aset-aset yang lebih berorientasi pada risiko.
Emas terlihat menguat pada pekan lalu karena data nonfarm payrolls AS yang lebih lemah dari perkiraan, ditambah dengan sinyal kurang hawkish dari The Fed yang mendorong penurunan tajam dolar dan imbal hasil Treasury.
Namun kenaikan besar pada logam kuning ini terbatas, karena sebagian besar pedagang beralih ke aset-aset yang didorong oleh risiko seperti saham dan mata uang. Permintaan safe haven untuk logam kuning semakin berkurang akibat menurunnya premi risiko perang Israel-Hamas, bahkan ketika konflik tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Israel menolak seruan gencatan senjata, sementara laporan media menyatakan bahwa kelompok tentara bayaran Rusia Wagner berencana untuk memasok sistem pertahanan udara ke Hizbullah.
Kekhawatiran atas konflik tersebut telah mendorong kenaikan besar pada harga emas sepanjang bulan Oktober. Namun dengan konflik yang tampaknya tidak akan meluas ke wilayah Timur Tengah yang lebih luas, para pedagang mengunci keuntungan mereka pada logam kuning.
Harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi $1,984.24 per ons, sementara emas berjangka yang berakhir pada bulan Desember turun 0,4% menjadi $1,991.15 per ons pada pukul 23:11 ET (03:11 GMT). (knc)
Sumber : Investing.com